Indonesia “secuil tanah surga”, kiranya tidak berlebihan ketika aku mengatakan demikian, negeri yang dikaruniai dengan sejuta kekayaan alam dan budaya bangsa. Karena itu pula bangsa asing ingin menguasai negeri ini dengan segala yang ada, setelah kemerdekaan pun hingga saat ini negeri ini masih mempunyai daya tarik bagi bangsa lain.
Indonesia saat ini tidaklah dijajah oleh siapapun namun bagaimanakah keadaannya sekarang?sekarang ibaratnya menjadi budak di negeri sendiri, dijajah ekonominya sehingga kita bisa melihat bagaimana keadaan sekarang, penuh dengan pengangguran, kemiskinan, kaum priyayi asing dengan dolarnya mampu menancapkan paku-paku kekuasaannya di negeri seribu budaya. “Macan Asia” adalah Indonesia dulu.
Gedung-gedung, Hotel berbintang, Perusahaan-perusahaan besar berdiri diatas tanah Nusantara tapi siapakah pemiliknya? Bangsa Indonesiakah? Tidak….tentunya bangsa Asing. Tapi siapakah yang bekerja? Tentu rakyat Indonesia.
Sobat….sungguh mengenaskan ketika aku jalan-jalan, aku melihat dibawah seeda motor tergeletaklah manusia dengan tangan diangkat, dan dibawahnya terkumpul recehan rupiah.., tapi benarkah dia seorang pengemis? Ya dia seorang pengemis namun ‘Pengemis Kaya’ karena dengan seolah-olah dalam ketidak mampuannya itu dia sempat-sempatnya membalas Short Message Service, ingin aku menangis sobat tapi juga aku merasa geli melihatnya. Negeri ini tidak asing dengan kata ‘Pengemis’, pengemis identik dengan kemiskinan dan hala itu dapat disikapi wajar tapi apakah ‘Pengemis’ yang dulunya dijadikan sebagai alat tumpuan hidup sekarang berubah menjadi profesi ibarat Pegawai Negeri Sipil atau Polisi bahkan mungkin mereka menyamakan dengan Presiden. Kemana harga diri rakyat negeri ini ketika mereka merasa miskin bukan karena rejeki jauh dari mereka tapi hanya karena malas. Malaslah yang menjadi penghalang.
Apakah ini suatu rekayasa berita? Tidak sobat ketika aku pulang tepatnya mungkin 100 meter dari pegemis kaya tadi dengan tubuh kecilnya seorang anakyang aku yakin dia bukanlah orang miskin dengan penampilan dan raut wajahnya yang bersih, apakah dia sekedar meniru gaya pengemis atau mungkin dia belajar menjadi pengemis. Seakan negeri ini penuh dengan pengemis yang profesional, semakin hari semakin kreatif, ketika kecacatan fisik dijadikan alasan kelihatannya memang itulah yang jadi andalan utamanya namun semua itu dapat dimanfaatkan dengan kecanggihan teknologi seperti halnya di Gresik dia (pengemis cacat) meskipun dia cacat kayaknya hal itu menjadi senjata yang paling ampuh dengan bebekal papan dengan warna cat dasar hijau dan tulisan putih pengemis itu menulsikan kelemahannya ‘maaf saya tidak bisa bicara…………’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
please isi yupz