Selasa, 30 Maret 2010

Bahasa Baku dan Tidak Baku

Dalam keadaan saat ini, bahasa Indonesia menumbuhkan varia-varian, yaitu: varian menurut pemakai yang disebut dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut ragam bahasa.

Variasi bahasa berdasarkan pemakai bahasa dibedakan atas:

II.1.a Dialek Regional, yaitu variasi bahasa yang dipakai di daerah  tertentu. Variasi regional membedakan bahasa yang dipakai disatu tempat dengan dipaki ditempat lain, awalaupun variasi-variasinya berasal dari satu bahasa. Jadi dikenal bahasa melayu dialek ambon, dialek jakarta, atau bahasa Melayu dialek Medan.

II.1.b Dialek Sosial, yaitu dialek yang dipaki oleh kelompok sosial tertentu atau yang menandai stratum sosial tertentu, misalnya dialek wanita, dialek remaja.

II.1.c. Dialek Temporal, yaitu dialek yang dipaki pada kurun waktu tertentu, misalnya dialek Melayu zaman Sriwijaya, dialek Melayu zaman Abdullah.

II.1.d. Idiolek, yaitu keseluruhan ciri-ciri bahasa seseorang.

Mengingat banyaknya varian bahasa tersebut, dalam perkembangannya bahasa menumbuhkan varian-varian tertentu untuk keperluan-keperluan tertentu. Salah satu varian yang diperguanakan oleh bahasawan untuk mengatasi ”kebingunan” atau ketidakpastian karena banyaknya varian itulah, apa yang lazim disebut bahasa standar atau bahasa baku. Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. (Abdul Chaer, 1996:2-4)

Kalimat yang tidak baku adalah kalimat yang dari segi bentuknya tidak memenuhi persyaratan kalimat, sedangkan dari segi isinya tidak mampu menjadi sarana komunikasi sempurna. Kalimat yang tidak baku, dapat saja berupa kalimat yang tidak efektif, tidak normatif, dan tidak logis. Suatu kalimat dikatakan tidak efektif apabila kalimat itu tidak memberikan pengetian kepada pendengar atau pembaca sesuai dengan maksud penulis atau penuturnya. Kalimat yang tidak normatif, adalah kalimat yang tidak memenuhi norma-norma pembuatan kalimat, misalnya unsur minimalnya tidak terpenuhi, sedangkan kalimat yang tidak logis adalah kalimat yang berhubungan antara makna gramatikal dengan makna leksikalnya tidak sesuai. (Kusno Budi Santoso,1990:127 )

 

II.2  CIRI-CIRI BAHASA BAKU

II.2.a    Ragam bahasa

Adapun ragam bahasa ini lazim digunakan dalam:

II.2.a.1.  Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.

II.2.a.2.   Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.

II.2.a.3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.

II.2.a.4.   Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya

             Pemakaian (1) dan (2) didukung oleh bahasa baku tertulis, sedangkan pemakaian (3) dan (4) didukung oleh ragam bahasa lisan. (Abdul Chaer, 1996: 4)


 

II.2.b  Ciri-ciri Ragam bahasa baku

Ragam bahasa baku dapat ditandai dengan ciri-ciri sebagai dalam penggunaan Kaidah Tata Bahasa. Kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara eksplisit dan konsisten. Misalnya:

II.2.b.1. Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara ekplisit dan konsisten. Misalnya:

Bahasa Baku

- Gubernur meninjau daerah kebakaran.

-  Pintu pelintasan kereta itu kerja secara otomatis.

II.2.b.2.  Pemakaian kata penghubung bahwa dan karena dalam kalimat majemuk secara eksplisit. Misalnya:

   Bahasa Baku

   -           Ia tidak tahu bahwa anaknya sering bolos.

   -           Ibu guru marah kepada Sudin, ia sering bolos.

II.2.b.3. Pemakaian pola frase untuk peredikat: aspek+pelaku+kata kerja secara konsisten. Misalnya:

- Surat anda sudah saya terima.

- Acara berikutnya akan kami putarkan lagu-lagu perjuangan.

Bahasa Tidak Baku

- Surat anda saya sudah terima.

                                 - Acara berikutnya kami akan putarkan lagu-lagu perjuangan.

II.2.b.4. Pemakaian konstruksi sintensis. Misalnya:

               Bahasa Baku                                        Bahasa Tidak Baku

               - anaknya                                                - dia punya anak

               - membersihkan                                      -  bikin bersih

               - memberitahukan                                  -  kasih tahu

               - mereka                                                 -  dia orang

II.2.b.5. Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsur gramatikal bahasa daerah. Misalnya:

               Bahasa Baku

                  - Dia mengontrak rumah di Kebayoran lama

                  - Mobil paman saya baru

                  Bahasa Tidak Baku

                  - Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama.

                  - Paman saya mobilnya baru. (Zainal Arif, 1985:10)

 

     II.2. c. Penggunaan Kata-Kata Baku

       Masuknya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaanya cukup tinggi. Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan khusus,  Misalnya:

                 Bahasa Baku                                                         Bahasa Tidak Baku

                 - cantik sekali                                                         - cantik banget

                 - lurus saja                                                              - lempeng saja

                 - masih kacau                                                          - masih sembraut

                 - uang                                                                     - duit

                 - tidak mudah                                                         - enggak gampang

                 - diikat dengan kawat                                            - diikat sama kawat

                 - bagaimana kabarnya                                             - gimana kabarnya

 

     II.2. d. Penggunaan Ejaan Resmi Dalam Ragam Tulisan

       Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (singkat EyD) EyD mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka penulisan unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca. Misalnya:

                 Bahasa Baku                                                         Bahasa Tidak Baku

                 - bersama-sama                                                       - bersama2

                 - melipatgandakan                                                  - melipat gandakan

                 - pergi ke pasar                                                       - pergi kepasar

                 - ekspres                                                                 - ekspres, espres

                 - sistem                                                                   - sistim

 

     II.2. e. Penggunaan Lafal Baku Dalam Ragam Lisan

Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum bahwa lafal baku dalam bahasa Indonesia adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau lafal daerah. Misalnya:

                 Bahasa Baku                                                        Bahasa Tidak Baku

                 - atap                                                                      - atep

                 - menggunakan                                                      - menggaken

                 - pendidikan                                                           - pendidi’an

                 - kalaw                                                                   - kalo, kalo’

                 - habis                                                                    - abis

                 - dengan                                                                 - dengen

                 - subuh                                                                   - subueh

                 - senin                                                                    - senen

                 - mantap                                                                 - mantep

                 - pergi                                                                     - pigi

                 - hilang                                                                   - ilang

                 - dalam                                                                   - dalem

 

     II.2. f. Penggunaan Kalimat Secara Efektif

       Maksudnya, kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat menyampaikan pesan dengan pembicaraan atau tulisan kepada pendengar atau pembaca, persis seperti yang di maksud pembicara atau penulis. Keefektifan kalimat ini dapat dicapai antara lain dengan:

II.2.f.1. Susunan kalimat menurut aturan tata bahasan yang benar, misalnya:

                               Bahasa Baku

                               -    Pulau Buton banyak menghasilkan aspal.

             -  Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak  aman dan keluarganya merasa tidak aman.

                               Bahasa Tidak Baku

                               -   Di pulau Buton banyak menghasilkan aspal.

-  Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak   aman dan keluarganya.

II.2.f.2. Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yang logis didalam kalimat. Misalnya:

                                         Bahasa Baku

                                         -   Dia datang ketika kami sedang makan.

                                         -   Loket belum dibuka walaupun hari sudah siang.

                                         Bahasa Tidak Baku

                                         -   Ketika kami sedang makan dia datang.

                                         -   Loket belum dibuka dan hari tidak hujan.

                           II.2.f.3.      Penggunaan kata secara tepat dan efesien. Misalnya:

                                         Bahasa Baku

                                         -    Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah.

                                         -    Panen yang gagal memaksa kita mengimpor beras.

                                         Bahasa Tidak Baku

                                         -    Korban kecelakaan bulan ini naik.

                                         -    Panen gagal memungkinkan kita mengimpor beras.

II.2.f.4.      Penggunaan variasi kalimat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang ingin ditonjolkan. Misalnya:

                                         Kalimat Biasa

                                         -    Dia pergi dengan diam-diam.

                                         -    Dengan pisau dikupasnya mangga itu.

                                         Kalimat Bertekanan

                                         -    Pergilah daia dengan diam-diam.

                                         -    Dengan pisaulah dikupasnya mangga itu.

 

 

II.3. ANALISIS RAGAM BAHASA BAKU DAN NONBAKU DALAM BAHASA INDONESIA

 

II.3.a. Saudara ketua, para hadirin yang terhormat, kalimat tersebut jelas salah, karena mengandung makna jamak. Kata para sudah menyatakan jamak, begitu juga kata hadirin, sudah mengandung makna semua orang yang hadir, oleh karena itu tidak perlu dijamakkan lagi dengan menempatkan kata peserta para. Kalimat yang benar adalah: saudara ketua, hadirin yang terhormat,…..

II.3.b. Waktu kami menginjak klinik di bulan September… Kalimat diatas jelas salah, karta majemuk tidak tepat diapaki seharusnya memasuki, kata perangkai “di” tidak boleh ditempatkan didepan kata tidak menunjukkan kata tempat, jadi diganti dengan pada. Kalimat yang benar adalah: waktu kami memasuki klinik pada bulan September…..

II.3.c   Berhubung beryangkitnya penyakit cacar perlu diambil tindakan…..Kalimat diatas salah, kata penghubung yang harus selalu diikuti oleh, dengan, dan dibelakang kata cacar lebih baik dibubui koma. Jadi kalimat yang benar adalah: berhubung dengan berjangkitnya penyakit cacar, perlu diambil tindakan…..

II.3.d  Atas perhatian saudara dihaturkan banyak terima kasih. Kalimat diatas salah karena kata dihaturkan tidak ada dalam bahasa Indonesia, yang ada kata diucapkan selanjutnya kata banyak juga tidak dipakai, karena tidak lazim. Jadi kalimat yang benar adalah: atas perhatian saudara diucapkan terima kasih…..

II.3.e   Seluruh sekolah-sekolah yang ada dikota ini tidak menyenangi sistem ujian itu. Kalimat diatas salah. Kata seluruh sudah menunjukkan jamak. Jadi tidak perlu kata yang didepannya diulang, cukup seluruh sekolah. Selanjutnya kata depan di harus dipisahkan. Penulisan kata sisitim seharusnya sistem. Jadi kalimat yang benar adalah seluruh skolah yang ada dikota ini tidak menyenangi sistem ujian itu. Seluruh anggauta perkumpulan itu harus hadir pada jam 14.00 siang. Kalimat diatas salah.

Ø  Penulisan anggauta seharusnya anggota.

Ø  Penulisan hadlir seharusnya hadir (hiperkorek).

Ø  Menunjukkan waktu dipakai kata yang tepat adalah pukul. Jadi kalimat yang benar adalah: Seluruh anggota perkumpulan itu harus hadir pukul 14.00.

II.3.f Sejak mulai dari hari Senen yang lalu sangat sedikit sekali perhatiannya dipelajaran itu. Kalimat diatas salah.

Ø  Kata sejak, mulai, dan mencakup pengertian yang sama. Jadi pilih salah satu.

Ø  Kata Senen adalah nonbaku, yang baku adalah Senin.

Ø  Kata sangat, sekali mencakup pengertian yang sama.

Ø  Kata depan “di” pada kata dipelajari tidak tepat, seharusnya pada pelajaran. Jadi kalimat yang benar adalah:

Ø  Sejak Senin yang lalu sangat sedikit perhatiannya pada pelajaran.

Ø  Sejak Senin yang lalu sangat sedikit perhatiannya pada pelajaran itu.

II.3.g. Saya sudah umumkan supaya setiap mahasiswa-mahasiswa datang besok hari Sabtu yang akan datang. Kalimat diatas salah.

Ø  Saya sudah umumkan, bahasa yang nonbaku, tidak memakai pola frase verba.

Ø  Kata setiap sudah menunjukkan jamak tidak perlu kata yang didepannya diulang.

Ø  Kata besok tidak perlu, sebab membingungkan. Kalimat yang benar: Sudah saya umumkan supaya setiap mahasiswa datang hari Sabtu yang akan datang.

II.3.h  Adalah sudah merupakan suatu kenyataan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan dan kesatuan resmi negara. Kalimat di atas salah. Ungkapan adalah sudah merupakan suatu kenyataan bahwa adalah ungkapan mubazir,tanpa ungkapan itu makna sudah jelas pembaca sudah memahaminya. Kalimat benar adalah:

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan dan bahasa resmi negara.

II.3.i  Sebagaimana telah ditetapkan pekerjaan itu biasanya dilakukan tiga kali seminggu. Kalimat diatas adalah salah.

Ø  Penggunaan kata biasanya tidak perlu, karena makna kata itu sudah tersirat dalam ungkapan sebagaimana  telah ditetapkan

Ø      Penulisan kata se- Minggu nonbaku, yang baku adalah seminggu.

Kalimat yang benar adalah sebagaimana telah ditetapkan pekerjaan itu dilakukan tiga kali seminggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

please isi yupz