Sabtu, 29 Agustus 2009

ekstremisme dalam islam

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Perkembangan Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat dari waktu kewaktu, namun seiring banyaknya umat Muslim ini membawa dampak yang negatif pula, tak menutup kemungkinan mereka juga mempunyai pemikiran yang berbeda-beda pula, dan untuk mempertahankan golongan mereka dilakukanlah segala cara, kafir mengkafirkan, radikalisme, pembantaian sesama muslim dan penghalalan segala cara.
Musuh Islam adalah orang kafir, namun sekarang Islam dikacaukan oleh Islam sendiri, masing-masing kelompok mengklaim dirinya yang benar dan yang terbaik, bahkan segala cara yang digunakan demi mempertahankan kelompok mereka.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan diantara pengamat Islam, tentang suatu istilah tertentu untuk menggambarkan fenomena kebangkitan Islam kontemporer. Oleh karena itu, istilah revivalisme, Islamisme dan fundamentalisme sering digunakan secara pergantian dalam literatur keilmuan, meskipun fundamentalisme memiliki konotasi baru di Barat yang berarti radikalisme dan teroris.
Keragaman dan gradasi-gradasi aktivitas kebangkitan Islam ini tercermin dari kosa kata bahasa Arab yang digunakan untuk menggambarkan kebagkitan Islam baik perorangan, maupun kelompok. Mereka ada yang menyebut diri mereka Islamiyyin atau Asliyyin (orang Islam asli, otentik), Mukminin atau Mutadayyin (orang beriman yang saleh)
Menurut Abid Al-Jabiri menggunakan istilah ekstremisme Islam untuk menggambarkan kelompok Islam ekstrem yang biasanya mengarahkan permusuhan dan perlawanannya kepada gerakan-gerakan Islam ”tengah” atau ”moderat”. Oleh jabiri disebutkan , musuh bebuyutan Islam ekstrim dimasa kontemporer adalah kelompok yang paling dekat dengannya, yakni Islam moderat. Al-Jabiri menunjukkan perbedaan antara gerakan Islam ektrem di masa kontemporer ini dengan yang ada dimasa lalu. Gerakan-gerakan ektremis masa lalu mempraktekan ektremisme pada tatanan akidah, sedangkan gerakan-gerakan Islam ekstrem kontemporer menjalankan pada tatanan syari’ah dengan melawan mazhab-mazhab moderat.

2. Rumusan Masalah
Dari makalah ini penulis telah menentukan suatu rumusan makalah yang akan dikupas pada bab pembahasan diantaranya:

Bagaimanakah Ektremisme Dalam Agama ?
Apa sajakah Ciri-Ciri Islam Ekstrim ?
Bagaimana Perkembangan Gerakan Islam Ekstrim ?

PEMBAHASAN


1. Ektremisme Dalam Agama

Kita mafhum ekstremisme bukan monopoli satu agama semata. Dan dalam sejarah Islam berderet nama gerakan ekstrem pernah timbul dan tenggelam. Dikatakan pakar sejarah Islam dari Nottigham University, Inggris, Prof. Hugh Goddard, Ph D, tidak hanya agama Islam dan kristen yang mengikuti sikap liberal dan ekstrim, Juga pengikut agama lainnya, Karena Islam dan Kristen adalah agama besar dan tersebar diberbagai belahan dunia, para pengiktnya juga memiliki sikap beragama.
Memang fenomena ekstremisme dalam agama-agama masih menjadi api dalam sekam yang setiap saat meluap menjadi kobaran api konflik yang tak terkendali. Begitulah dalam sejarah agama-agama, konflik akibat kecurigaan satu kelompok agama terhadap lainnya, diakibatkan fanatisme yang berlebihan dari penganut agam bersangkutan. Hal ini ditambah dengan perilaku elite politik yang kerap menjadi isu sensitif agama sebagai manuvernya. Kasus film fitna gubahan Geert Widers, misalnya, menjadi contoh nyata dari ekstremisme yang diperankan politisi Belanda ini. Begitu juga perilaku kekerasan Front Pembela Islam di tanah air terhadap kelompok lain, merupakan fakta belum utuhnya komitmen bersama membangun perdamaian.
Disaudi Arabia ada banyak pengikut ekstremisme Islam bernama Wahabisme. Mereka melawan siapa saja yang tidak mau ikut tafsiran Al Qur’an, apalagi ”orang kafir”. Dalam sejarah Kristen, misalnya, dari abad ke-12 sampai abad ke-18 terjadi ”Inquisito”: kelompok ekstremis Kristen merajalela banyak di wilayah eropa, melarang ilmu pengetahuan alam, menindas kaum Kristen liberal, mengusir orang Islam dan Yahudi, membunuh orang ”bida’ah” oleh musuh pribadi mereka.”Inquisito” adalah hasil tafsiran picik kata-kata buku suci yang tidak punya hubungan apa pun dengan hakikat agama kristen yang berdasar atas cinta kepada orang lain.
Ekstremisme juga ada diantara umat Yahudi. Dalam tahun 1995 mereka membunh perdana menteri Israel Yitzak Rabin. Kelompok Yahudi ortodoks mau mengusir orang arab dari Palestina dan mengambil alih tanah mereka. Mereka sedang membangun gedung-gedung baru ditanah orang palestina, dan mereka bertanggung jawab atas rencana pemerintah Israel yang mau memasukkan koloni-koloni Yahudi ortodoks di tanah Palestina kedalam perlindungan tembok Israel. Mereka merasa berhak untuk bersikap begitu atas interprestasi agama Yahudi yang hanya berdasarkan kata-kata tetapi tidak atas inti buku-buku suci Yahudi

2. Ciri-Ciri Islam Ekstrim
Tanda sikap ekstrim yang paling mencolok, menurut Dr. Yusuf Qardhawi, adalah :
1) Fanatik pada suatu pendapat dengan fanatisme yang keterlaluan, sehingga tidak mau mengakui keberadaan pendapat lain, berikut ini ciri orang-orang ekstrim yang terlalu fanatik.
Mereka mengulang-ulang dalil tertentu saja, yakni yang menopang pendapat mereka, seraya mengabaikan dalil lain yang menentang pendapat mereka.
Mereka menyalahgunakan dalil.
Mereka mengira bahwa mereka tahu pasti mana yang haram dan mana yang halal.
Mereka sering menyampaikan fatwa dan hasil ijtihad dalam persoalan yang bukan spesialisasi mereka, tetapi justru menentang fatwa dan hasil ijtihad ulama spesialis yang berseberangan dengan mereka.
Mereka maunya disimak, tetapi tidak mau menyimak.
Mereka bersikap (dan kasar) bila pendapat mereka tidak kita ikuti
Mereka menolak jalan tengah, mereka menderita penyakit ”gampangan dan terlalu berhati-hati”, gejala penakit ini terlihat ketika mereka cenderung menganggap bahwa didepan kita hanya ada dua pilihan :
Tradisi Arab yang mereka klaim sebagai syari’at Islam.
Budaya barat yang menurut mereka, demi kehati-hatian, tidak perlu diislamisasi.
2) Kebanyakan orang mewajibkan atas manusia sesuatu yang tidak diwajibkan Allah atas mereka
3) Memperberat yang tidak pada tempatnya.
4) Sikap kasar dan keras.
5) Buruk sangka terhadap manusia

3. Gerakan Islam Ekstrim
Dalam Islam berkembang pula faham ekstrim tetapi dalam kutub yang berbeda, yaitu faham yang seolah-olah menolak sama sekali terhadap adanya kebenaran relatif. Dalam pandangan kelompok ini seolah-olah semua kebenaran adalah mutlak. Karena itulah kelompok ini seringkali memberikan vonis pada siapapun yang berbeda pendapat dengan dia sebagai kelompok sesat, dan mudah sekali menstigma kelompok-kelompok yang ada sebagai neo Muktazilah yang sesat, Rofidloh sesat, Sufiyah sesat dan sebagainya. Kelompok seperti ini juga seringkali menuduh kelopok lain sebagai ahli bid'ah, bahkan musyrik. Para pengikut thariqah seperti Qadiriyah, Naqsabandiyah, Tijaniyah dan sebagainya oleh mereka divonis sebagai kelompok sesat. Dengan bahasa ejekan menyebut Qodiriyah sebagai pemuja Abdul Qodir Jailani.
Kelompok ini juga sering mengklaim dirinya sebagai al-Ghuraba'. Tetapi karena sikapnya yang seolah alergi dengan beda pendapat, kelompok ini sangat mudah pecah sehingga satu sama lain saling menganggap sesat.
Kalau dicermati, sebenarnya kedua kelompok tersebut sama-sama berada pada kutub ekstrim, padahal Islam tidaklah demikian. Dalam Islam ada kebenaran yang absolut dan ada yang relatif. Dalam hal ini dikenal istilah haq-bathil dan showab-khata'. Istilah haq-bathil berhubungan dengan kebenaran absolut sementara istilah showab-khatha' berhubungan dengan kebenaran relatif.
Kebenaran absolut berhubungan dengan dali-dalil yang qath'i (thubut dan dilalahnya) dan sebaliknya kebenaran relatif berhubungan dengan dalil-dalil yang dzanni (baik tsubut mapun dilalahnya). Karena itulah agama selain Islam merupakan sesuatu yang bathil.
Karena hal ini jelas ditunjukkan oleh dalil yang qath'i. Tetapi kita tidak bisa menyebut bathil terhadap orang yang tidak menyakini adanya imam mahdi, karena informasi tentang imam mahdi disampaikan oleh dalil yang dzanni. Jadi disilah jelas untuk menilai apakah sesat atau tidak boleh asal vonis saja

a. Awal munculnya Islam Ekstrim
Demikianlah yang terjadi dalam Umat Islam sejak dahulu zaman awal-awal fitnah. Ekstrim pertama adalah perpanjangan Murji'ah,
Ekstrim kedua adalah perpanjangan Khawarij. Yang mana terjadi saat adanya arbitase pada perang Siffin antara Ali ibn Abi Thalib dengan Mu’awiyyah.

b. Perkembangan Islam ekstrim
Perkembangan Islam Ekstrim memang bukan fenomena saat ini saja namun sudah dari zaman sahabat, dan jumlahnya pun semakin bertambah, demikian diantaranya yang berkembang di seluruh dunia:

Khawarij
Seperti halnya nama tak mudah dilupakan yakni Khawarij, Khawarij berarti mereka yang menyempal, Khawarij adalah kelompok yang menyempal dari kepemimpinan Ail ibn Abi Tholib, dan menjadi bentuk ekstremisme Islam radikal pertama yang menggabungkan puritanisme kaku dan fundamentalisme agama dengan sentuhan egalitarianisme eksklusivis.
Ciri yang menonjol dari aliran ini adalah watak ekstremitas dalam memutuskan persoalan-persoalan kalam. Hal ini didukung oleh watak kerasnya akibat kondisi geografis gurun pasir, juga dibangun atas dasar pemahaman tekstual atas nash-nash Al Qur’an dan Hadits.
Semua pelaku dosa besar, menurut semua sub sekte Khawarij, kecuali Najdah adalah kafir dan boleh diperangi, dan dibunuh apabila dia tidak bertobat mengangap kelompok lain tidak lagi muslim, maka Khawarij lebih senang menarik siri dari umat Islam dan memerangi mereka yang tak sepaham karena semangat bermusuhandan berperang ini, jihad dalam arti kasarnya sebagai pertempuran menjadi tiang keenam rukun agama Khawarij.

Syi’ah
Syi’ah disebut juga dengan Rafidhah, yang menurut etimologi bahasa arab bermakna meninggalkan. Dalam terminologi syariat Sunni, Rafidhah bermakna ”mereka yang menolak imamah (kepemimpinan) Abu Bakar dan Umar Bin Khatab, berlepas dari keduanya, dan sebagai sahabat yang mengikuti keduanya.
Golongan ini lebih ekstrim lagi, mereka mempunyai perbedaan dengan Islam pada umunya, diantaranya rukun Islam, rukun iman, bahkan Al Qur’an mereka juga berbeda dengan terjemahan ulama’ lainnya.
Apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui, semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan ajaran syiah imamiyah itsna asy’ariyah.


Assasiyun
Asasiyyun bermakna mereka yang setia pada asas. Assasiyyun adalah pengikut Hasan-i Sabah diawal abad 11, terkenal dengan pembunuhan bermotif politik terhadap para pemimipin muslim yang sudah dikafirkan karena dianggap tak lagi mencerminkan keIslaman atau non-Muslim yang berhak dibunuh karena menentang Islam.
Sebutan asli bagi kelompok ini adalah al-Dakwak al-Jadidah. Mereka menyebut dirinya sendiri sebagai fedayin, dari fida’i yang berarti ia yang bersedia mengorbankan nyawanya untuk satu tujuan. Assasiun siap menjadi fida’i untuk melakukan apapun, termasuk pembunuhan atas pemegang kekuasaan, demi tegaknya tujuan mereka.

Wahabi
Trilogi pemahaman tawhid alrububiyyah, al asma wa al-sifat dan al-’ibadah,tak dapat disangkal membawa wahabi pada perjuangan yang lebih bercorak eksklusifdan intoleran. Pada 1159 H/1746 M, Wahabisme yang berkolaborasi dengan kekuatan Kerajaan Sa’ud, setelah membentuk negara wahhabi-saudi, melakukan proklamasi formal jihad melawan semua kelompok yang tidak sejalan dengan pemahaman tauhidnya. Orang atau kelompok tersebut, oleh wahabi dianggap kafir, musyriq, dan murtad. Oleh karena itu darahnya layak ditumpahkan, haratanya layak dijarah dan perempuan serta anak-anaknya layak dijadikan budak.
Takfir bukan merupakan barang asing bagi muhammad ibn abdul wahab, pendiri aliran wahhabisme di Arab Saudi. Dengan mengutip pandangan Ibn Taymiyyah yang membatalkan kemusliman kaum mongol yang menerapkan hukum adat tinimbang syari’ah supaya ada legitimasi hukum bagi dinasti mamluk yang mengorbankan jihad melawan mongol.
Wahhab melancarkan perang ’pembersihan’ terhadap muslimin yang tak sepaham dengannya dengan menggunakan pedang. Sejarah Wahabisme penuh dengan pembantaian terhadap kaum Syiah, kaum Sunnipun tak luput dari pembantaian pada 1802 dan 1924. beberapa bangunan suci di Mekah dan Madinah tak luput di hancurkan oleh dua kali serangan Wahabi ini.

Ikhwanul Muslimin
Kelompok berinspirasikan wabisme dan qutbisme ini mengafirkan segala yang berbeda segala yang berbeda dan mengisolasi diri dari umat Islam yang tak lagi murni ke-Islamannya untuk membangun perlawanan dan penggulingan kekuasaan kafir, terdaftar sebagai anggotanya: Ayman Al- Zawahiri.
Zawahiri memberikan jiwa takfiri pada Al Qaidah. Organisasi ini lantas menjadi manifestasi baru dari pembauran anasir Khawarijisme, assasiyun dan wahabisme ditambah sentuhan modernitas yang membentuk ekstremisme eksklusif dengan senjata mematikan ditangan.

Kesemua kelompok ekstrim ini mempunyai satu benang merah : pengafiran mereka yang tak sepaham dan penghalalan segala apapun, termasuk kekerasan, demi mencapai tujuan. Takfir (pengkafiran) karena itu menjadi akar paling dasar dari ekstremisme Islam. Ketika Al Qur’an menyerukan koeksistensi Muslimin dengan ahlul kitab, takfiri menuntut penghalalan darah mereka. Kaum takfiri pun tak segan menisbatkan tudingan ’kafir’ bahkan kepada Muslim yang tak sepaham dengan mereka.
Dimata kaum ekstremis, kaum yang berbeda bukan lagi Muslim, tak lagi manusia. Budaya takfir mewariskan apabila engkau tak setuju dengan kami maka engkau adalah kafir yang boleh diperangi dan darahnya halal ditumpahkan. Kemanusiaan dihilangkan, Islampun digadaikan. Dan masih banyak lagi Islam ekstrim yang lainnya.


c. Gerakan Islam Ekstrim di Tanah Air
Perkembangan gerakan Islam ditimur tengah seringkali memberikan pengaruh yang kuat bagi gerakan Islam di Tanah Air. Timur Tengah yang dipersepsikan seebagai pusat Islam selalu menjadi rujukan bagi gerakan Islam di Indonesia, maka gagasan gerakan, pemikiran, dan gerakan yang berkembang di timur tengah memiliki daya tarik yang kuat sehingga dengan mudah dianut, disosialisasikan dan dipraktekan di Indonesia.
Setelah runtuhnya orde baru, berbagai organisasi tumbuh secara mencengangkan, seperti Majelis Mujahidin Indonesia, Front Pembela Islam, berbagai Kelasykaran yang tumbuh di berbagai kota.
Organisasi yang sering disebut ”Gerakan Islam Baru” (New Islamic Movement) ini dapat dilacak asal muasal pemikirannya dari berbagai organisasi gerakan Islam di Timur Tengah, yang nyata-nyata mengimpor dari timur tengah adalah gerakan Tarbiyah, Hizbut Tahrir Indoesia dan kelompok salafi termasuk Laskar jihad Ahlus Sunah Wal Jama’ah.
Berbagai contoh gerakan Islam ektrim yang pernah ada dan berkembang ditanah air :

1. Persis (Persatuan Islam)
Salah satu organisasi pembaru Islam yang ada di tanah air, berlainan dari Muhammadiyyah yang mengutamakan penyebaran pemikran-pemikiran baru secara tenang dan dami, persis seakan genbira dengan perdebatan-perdebatan dan polemik. Dikatakan bahwa organisasi ini menantang orang-orang yang tak menyetujui pendapatdan pemikirannya untuk berdebat.
Persis lebih tegas, lebih memperlihatkan kecenderungan untuk mengecam pihak lain, seakan merupakan suatu perintah, yang oleh karena itu dianggap benar harus dijalankan dengan serta merta.


2. Ahmad Khatib
Ahmad Khatib mempounyai kecenderungan untuk cepat sekali ”mengkafirkan” orang lain
Pembagian harta menurut garis matrinial sangat keras dilarang oleh Ahmad Khatib. Sekalipun kedudukannya disini memang sama sekali tidak berbeda dengan ajaran fiqh dan ulama’ lain, namun cara menulis dan mengajarnya lebih keras, tajam dan polemis.

3. Gerakan Tarbiyah
Gerakan Tarbiyah pemikirannya sangat dekat dengan Ihwanul Muslimin, bahkan menyebut dirinya ”anak ideologis” Ihwanul Muslimin., sekarang gerakan ini berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

4. Hizbut Tahrir Indoesia
Hizbut Tahrir Indonesia secara resmi merupakan cabang Hizbut Tahrir Internasional yang berpusat di Yordania. Salah satu pernyataannya sebagai berikut ” tidak benar jika dinyatakan bahwa fiqih bersifat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kondisi, tempat, dan waktu; sedangkan syari’at tidak. Sebab baik fikih maupun syari’at adalah hukum yang digali dari dalil-dalil syari’at untuk menghukumi sebuah fakta.”

5. Dakwah Salafi
Sedangkan Dakwah Salafi termasasuk didalamnya. Laskar Jihad adalah Himpunan dari para aktivis dakwah salafi yang berjejaring dengan gerakan salafi di timur tengah, khususnya Arab Saudi dan Kuwait.


6. Majelis Mujahidin Indonesia
Organisasi ini konon adalah sempalan dari jaringan teroris internasional Al Qaeda, yang mana ketika terjadi serangkaian bom ditanah air seperti di Bali, merekalah yang tertuduh.

7. Front Pembela Islam
Sedangkan Front Pembela Islam, lebih merupakan organisasi yang muncul dari para ulama, dai dan habaib yang memiliki ciri Islam tradisional mereka mempraktekan ritual-ritual yang ditentang oleh para pendukung gerakan tarbiyah, Hizbut Tahrir Indoesia, majelis mujahidin indonesia maupun lasykar jihad yang mengusung purifikasi dan seara pemikiran dekat dengan timur tengah, kalangan Front Pembela Islam akrab dengan tahlil, barzanji, shalawat dan puji-pujian yang sering diidentikkan dengan bid’ah.
Front Pembela Islam (FPI) mempraktekan radikalisme dalam melihat kemungkaran yang terjadi dinegeri ini. Dan begitu banyak lagi golongan ekstrim di dunia ini terutama di negeri ini

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas kita lebih mengerti Islam yang universal yang diakui oleh semua umat Islam dan mana yang sudah dicampuri pikiran-pikiran picik manusia, yang mana dapat menghancurkan Islam sendiri, karena pada dasarnya Islam adalah agama yang membawa kedamaian dan ketenteraman. Bukan agama yang merusak tatanan kehidupan.
Munculnya ekstrimisme dalam Islam tak terlepas dari sumber daya umat Islam yang rendah dan juga adanya dendam bangsa barat pada Islam sehingga agresi besar-besaran dilancarkan pada Islam, dari semua segi, untuk satu tujuan saja, untuk menghancurkan Islam. Hingga menimbulkan perlawanan Islam pada bangsa barat dan munculah Islam garis keras dan radikal yang selalu menyerukan jihad. Dan karena adanya krisis kepercayaan kepada lembaga-lembaga negara, lembaga-lembaga agama, dan lembaga-lembaa politik. Wacana ektremisme Islam memudahkan mereka untuk menyusupkan isu-isunya sebagai alat untuk merbut kekuasaan dan membangkang kepada hukum. Sebenarnya faktor utama dalam gerakan ini adalah kekuasaan. Sebagaimana perilaku kaum Khawarij sepanjang sejarah dan efek mencampuradukkan agama dengan politik dengan disertai kekerasan dan intimidasi.
Dalam masalah ideologi yang ekstrim maka tentunya pemikiran lebih berbahaya dari pada senapan.

” Dan apabila kebenaran itu mengikuti kecenderungan hawa nafsu, niscaya binasalah langit dan bumi dan semua yang ada didalamnya” (QS 23:71)







DAFTAR PUSTAKA

http:// www.adilnews.com/?q=id/ektremis-di-tengah-kita
http://Rajasidi.multiply.com/journal/item/2153
http://qnoyzone.blogdetik.com/tag/perusak-citra-Islam/
http://mushodiq.wordpress.com/2007/04/27/ciri-ciri-Islam-ekstrim-1-fanatik
Razak, Abdul & Rosihon Anwar, Ilmu kalam, Pustaka Setia, Bandung, 2007
http://id.wikipedia.org/wiki/Syi’ah
http://www.albayyinat.net/jwb5ta.html
http://didiahmadi.wordpress.com/2008/06/10/wahhabi-dan-jejak-ekstremisme-Islam/
Rahmat, M. Imdadun, Arus baru Islam radikal, Erlanga, Jakarta., 2005
Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia,LP3ES, Jakarta, 1996
http://hizbut-tahrir.or.id/2007/07/18/antara-fikih-dan-syariat-Islam/
http:// www.antara.co.id/arc/2007/12/9/paka-sikap-ekstrim-ada-di-semua-agama/
Qardhawi, Yusuf, Islam Ekstrem (analisa dan pemecahannya), Mizan, Bandung, 1993
Karel A, Steen Brink, Beberapa Aspek Tentang Islam Di Indonesia Abad Ke-19, Bulan Bintang, Jakarta, 1984

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus

please isi yupz